Data Kependudukan Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia

Data kependudukan memuat kumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan berupa angka, lambang atau sifat yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi tertentu. Oleh karena itu data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh. 

Secara khusus UU No.24 Tahun 2013 pasal 1 point 9 menyebutkan bahwa data kependudukan adalah data perseorangan yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. 


Pemanfaatan data sangat erat kaitannya dengan pelayanan publik. Data yang akurat dan berkualitas diperlukan untuk berbagai keperluan pelayanan, pengambilan keputusan, perencanaan pembangunan, dan lain-lain. Data kependudukan erat kaitannya dengan bidang kesehatan terutama di Puskesmas dalam memetakan penyakit dalam suatu wilayah, perekapan data penyakit, dan pelayanan pasien di Puskesmas.



Dikutip dari laporan Badan Narkotika Nasional (BNN), sepanjang 2022 ada 62.856 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia. Rinciannya, 9.901 kasus AIDS dan 52.955 kasus HIV.


Kasus HIV dan AIDS di Indonesia di dominasi oleh laki-laki. Jumlah kasus HIV pada laki-laki sebanyak 31.218 kasus atau setara 58,95% dari total kasus HIV di dalam negeri. Sedangkan, jumlah kasus HIV perempuan 21.737 kasus, dan yang gendernya tidak diketahui 0 kasus.


Dan jumlah kasus AIDS pada laki-laki mencapai 7.375 kasus, atau setara 74,48% dari total kasus AIDS di Indonesia pada 2022.

Sementara, kasus AIDS perempuan 2.521 kasus, dan untuk gendernya tidak diketahui 5 kasus.

BNN melaporkan, mayoritas kasus HIV dan AIDS di Indonesia pada 2022 ditularkan melalui hubungan homoseksual, yaitu sebanyak 17.983 kasus. Faktor risiko penularan terbesar berikutnya adalah melalui hubungan heteroseksual yaitu 12.072 kasus.


Kemudian, penularan HIV dan AIDS di Indonesia juga melalui transfusi pranatal 7.310 kasus, jarum suntik tidak streril 351 kasus, hubungan biseksual 189 kasus, faktor risiko lainnya 12.324 kasus, serta faktor yang tidak diketahui 12.611 kasus.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

POST NEWS Pra 4 BToPH

POST NEWS PRA BToPH 1 2023